PlatinumEssays.com - Free Essays, Term Papers, Research Papers and Book Reports
Search

Harga Transfer

By:   •  December 9, 2014  •  Essay  •  2,170 Words (9 Pages)  •  1,272 Views

Page 1 of 9

HARGA TRANSFER

Pendahuluan

Saat ini Perusahaan beroriantasi untuk melakukan desentralisasi. Salah satu hal yang menjadi tantangan dalam pelaksanaan sistem desentralisasi memilih metode yang memuaskan dalam perhitungan harga barang dan jasa dari satu pusat laba ke pusat laba lainnya dalam suatu perusahaan, yang merupakan sejumlah transaksi yang signifikan.

Dalam pembahasan ini akan didiskusikan beberapa pendekatan sehubungan harga transfer dalam suatu transaksi:

1. Antara pusat laba

2. Sistem negosiasi dan arbitrasi

Tujuan Harga Transfer

Harga transfer merupakan mekanisme pendistribusian pendapatan. Harga transfer harus didesign untuk mencapai tujuan sebagai berikut:

1. Untuk memberikan informasi relevan pada setiap unit bisnis yang dibutuhkan untuk menentukan trade-off yang optimum antara biaya dan pendapatan perusahaan.

2. Untuk memotivasi keputusan keselarasan tujuan – suatu sistem yang didesign agar keputusan dalam peningkatan laba unit bisnis juga akan meningkatkan laba perusahaan.

3. Untuk mengukur prestasi ekonomis dari setiap unit bisnis.

4. Sistem tersebut haruslah mudah dipahami dan dikelola.

Metode Harga Transfer

Harga transfer adalah jumlah yang digunakan dalam perhitungan barang dan jasa antara pusat pertanggungjawaban. Istilah harga transfer adalah nilai yang diberikan kepada suatu transfer barang dan jasa dalam suatu transaksi setidaknya satu dari dua pihak adalah pusat laba. Harga semacam ini biasanya melibatkan suatu elemen laba karena sebuah perusahaan yang independen tidak akan mentransfer barang atau jasa keperusahaan lain sebesar biaya produksi atau lebih rendah dari itu.

Prinsip Dasar

Prinsip dasar harga transfer adalah harga transfer harus sama dengan harga yang dibebankan seandainya suatu produk dijual ke konsumen luar atau membeli dari pemasok luar.

Dua keputusan yang harus diambil untuk setiap produk apabila pusat laba suatu perusahaan membeli atau menjual produk dari pihak lain adalah:

1. Sourcing decision; Apakah perusahaan harus memproduksi sendiri atau membelinya dari pemasok luar?

2. Transfer price decision; Apabila memproduksi sendiri, pada tingkat harga berapakah produk tersebut ditransfer diantara pusat-pusat laba?

Situasi Ideal

Suatu harga pasar – menjadi dasar harga transfer yang akan menghasilkan keselarasan tujuan, jika semua kondisi berikut terpenuhi:

1. Orang yang kompeten; Staf yang terlibat dalam negosiasi dan arbitrase suatu harga transfer harus kompeten. Para manager memperhatikan baik kinerja jangka pendek dan jangka panjang.

2. Atmosfir yang baik; Harga transfer yang ditetapkan adalah akurat. Profitabilitas yang diukur dari laporan laba rugi sebagai tujuan dan pertimbangan dalam penilaian kinerja.

3. Harga pasar; Harga transfer yang ideal berdasarkan harga pasar wajar dari produk identik yang ditransfer. Harga transfer tersebut dapat diturunkan untuk mencerminkan penghematan dari penjualan di dalam perusahaan.

4. Kebebasan Memperoleh Sumber Daya; Adanya alternatif sumber daya, dan para manajer memiliki kebebasan dalam memilih mana yang terbaik untuk mereka.

5. Informasi penuh; Para manajer mengetahui semua alternatif yang tersedia dan biaya dan pendapatan yang relevan dari setiap alternatif.

6. Negosiasi; Adanya mekanisme dalam negosiasi kontrak antara unit bisnis.

Hambatan terhadap Sumber Daya

Idealnya manajer yang melakukan pembelian harus bebas mengambil keputusan dalam sumber daya. Demikian pula dengan manajer yang menjual produk, harus bebas dalam penjualan produk ke pasar yang paling menguntungkan.

Pertimbangan dalam situasi para manajer pusat laba tidak memiliki kebebasan dalam menentukan sumber daya dan berdampak pada hambatan dalam sumber daya dalam menyesuaikan kebijakan harga transfer. Hal ini disebabkan:

1. Pasar yang terbatas; Pasar bagi Pusat Laba yang melakukan pembelian dan penjualan adalah terbatas. Penyebab:

a. Kapasitas internal yang ada, membatasi pengembangan penjualan eksternal.

Jika, sebagian besar dari perusahaan besar dalam suatu industri adalah terinteqqwgrasi sangat tinggi, maka cenderung memiliki ketergantungan tinggi terhadap kapasitas produksi untuk produk intermediate. Sehingga, produsen hanya dapat menangani permintaan yang terbatas dari produsen yang lainnya. Apabila kapasitas internal meningkat, maka pasar akan cepat dipenuhi oleh permintaan terhadap produk intermediate. Meskipun kapasitas eksternal tetap ada, hal ini tidak tersedia bagi perusahaan yang terintegrasi, hanya jika kapasitas ini digunakan dalam dasar yang lazim. Jika perusahaan terintegrasi tidak membeli produk berdasarkan dasar yang lazim, ini dapat menimbulkan masalah dari eksternal ketika kapasitas menjadi terbatas.

b. Jika perusahaan merupakan produsen tunggal dari produk yang terdeferensiasi, tidak ada sumber daya dari luar.

c. Jika suatu perusahaan telah melakukan investasi yang besar, maka ia cenderung tidak akan menggunakan sumber daya dari luar kecuali harga jual di luar mendekati biaya variable perusahaan, dimana hal ini jarang sekali terjadi.

Bagaimana suatu perusahaan dapat mengetahui tingkat harga kompetitif jika ia tidak membeli atau menjual produknya ke pasar bebas ? Inilah beberapa caranya:

1) Jika terdapat terbitan harga pasar, maka itu dapat digunakan untuk menentukan harga transfer. Meskipun demikian, terbitan tersebut harus merupakan harga yang benar-benar dibayarkan di pasar bebas, dan kondisi yang ada di pasar bebas harus konsisten dengan yang ada dalam perusahaan.

2) Harga pasar mungkin ditentukan berdasarkan penawaran (bid). Hal ini biasanya dilakukan hanya jika penawar terendah masih memiliki peluang untuk terjun ke pasar.

3) Jika pusat laba produksi menjual produk yang mirip di pasar bebas, maka ia mungkin akan menggandakan harga kompetitif berdasarkan harga luar.

4) Jika pusat laba pembelian membeli produk yang sejenis dari pasar bebas, maka ia dapat menggandakan harga kompetitif untu produk ekslusifnya.

2. Kelebihan dan kekurangan kapasitas industri.

Seandainya pusat laba penjualan tidak dapat menjual seluruh produk ke pasar bebas – dengan kata lain, ia memiliki kapasitas yang berlebih. Perusahaan mungkin tidak akan mengoptimalkan labanya jika pusat laba pembelian membeli produk dari pemasok luar sementara kapasitas produksi di dalam masih memadai. Sebaliknya, andaikan pusat laba pembelian tidak dapat memperoleh produk yang diperlukan dari luar sementara pusat laba penjualan menjual produknya kepada pihak luar. Situasi tersebut terjadi ketika terdapat kekurangan kapasitas produksi di dalam industri. Dalam kasus ini, output dari pusat laba pembelian terhalang dan perusahaan tidak dapat optimal.

Harga Transfer Berdasarkan Biaya

Jika harga kompetitif tidak tersedia, maka suatu harga transfer dapat ditentukan berdasarkan biaya ditambah laba, meskipun harga transfer semacam ini sangat sulit dihitung dan hasilnya kurang memuaskan dibandingkan dengan harga yang berbasis pasar (marked-based price).

Dua keputusan yang harus dibuat dalam sistem harga transfer berdasarkan biaya :

1) bagaimana menentukan besarnya biaya; dan

2) bagaimana menghitung markup laba.

Basis biaya

Basis yang umum adalah biaya standar. Biaya aktual tidak boleh digunakan karena faktor inefisiensi produksi akan terlewatkan bagi pusat laba pembelian. Jika biaya standar yang digunakan, maka dibutuhkan suatu insentif untuk menetapkan standar yang ketat dan meningkatkan standar tersebut.

Markup laba

Dalam menghitung markup laba, terdapat dua keputusan:

1) Apa basis markup laba tersebut.

Basis yang paling mudah digunakan adalah persentase biaya. Basis yang secara konsep lebih baik adalah persentase investasi, tetapi menghitung investasi untuk diaplikasikan kepada setiap produk yang dihasilkan dapat menyebabkan permasalahan teknis.

2) Tingkat laba yang diperbolehkan.

Problem yang kedua dalam penyisihan laba adalah besarnya jumlah laba. Persepsi manajemen senior atas kinerja keuangan dari suatu pusat laba akan dipengaruhi oleh laba yang ditunjukkannya. Konsekuensi, kemungkinan penyisihan laba harus dapat memperkirakan tingkat pengembalian (rate of return) yang akan dihasilkan seandainya unit usaha tersebut merupakan perusahaan independent yang menjual produknya kepada konsumen luar.

Solusi konseptual adalah dengan membuat penyisihan laba yang berdasarkan investasi yang dibutuhkan untuk memenuhi volume yang diminta oleh pusat laba pembelian. Nilai investasi tersebut dihitung pada level "standar", dengan asset dan persediaan pada tingkat biaya penggantian (replacement cost).

Biaya Tetap dan laba Upstream

Penetapan

...

Download:  txt (16.8 Kb)   pdf (181.4 Kb)   docx (15.8 Kb)  
Continue for 8 more pages »